Menurut
 Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Kota Surabaya, dr. Sri 
Setyani, suatu negara yang sehat berawal dari diri sendiri dan keluarga 
yang sehat juga. Banyak penafsiran bahwa sehat itu haruslah memiliki 
peralatan penunjang kesehatan yang lengkap dan memadai, sehingga tetap 
membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Tidak harus demikian, langkah yang
 paling sederhana untuk menjaga kesehatan sekaligus mencegah penyakit 
adalah hanya dengan melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau yang 
disingkat PHBS.
Disini,
 pengertian PHBS adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar
 kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang, 
keluarga, atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di 
bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan.
Jumlah
 PHBS yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari pun sangat 
banyak, bahkan bisa mencapai ratusan. Misalnya tentang mengkonsumsi 
multi vitamin, istirahat yang cukup, membuang sampah pada tempatnya, 
hingga mampu mengendalikan emosi diri.
Sedangkan
 yang akan dibahas disini adalah PHBS dalam lingkungan rumah tangga. 
PHBS rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga,
 agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat 
serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.
Terdapat 10 indikator PHBS di dalam rumah tangga, yakni :
- Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan : Yang dimaksud tenaga kesehatan disini seperti dokter, bidan dan tenaga paramedis lainnya. Hal ini dikarenakan masih ada beberapa masyarakat yang masih mengandalkan tenaga non medis untuk membantu persalinan, seperti dukun bayi. Selain tidak aman dan penanganannya pun tidak steril, penanganan oleh dukun bayi inipun dikhawatirkan berisiko besar dapat menyebabkan kematian ibu dan bayi.
- Memberi bayi ASI Eksklusif : Seorang ibu dapat memberikan buah hatinya ASI Eksklusif yakni pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi mulai usia nol hingga enam bulan.
- Menimbang Balita setiap bulan : Penimbangan bayi dan Balita setiap bulan dimaksudkan untuk memantau pertumbuhan Balita tersebut setiap bulan. Penimbangan ini dilaksanakan di Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) mulai usia 1 bulan hingga 5 tahun. Setelah dilakukan penimbangan, catat hasilnya di buku KMS (Kartu Menuju Sehat). Dari sinilah akan diketahui perkembangan dari Balita tersebut.
- Menggunakan Air Bersih : Gunakan air bersih dalam kehidupan sehari-hari seperti memasak, mandi, hingga untuk kebutuhan air minum. Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit.
- Mencuci tangan pakai sabun : Mencuci tangan di air mengalir dan memakai sabun dapat menghilangkan berbagai macam kuman dan kotoran yang menempel di tangan sehingga tangan bersih dan bebas kuman. Cucilah tangan setiap kali sebelum makan dan melakukan aktifitas yang menggunakan tangan, seperti memegang uang dan hewan, setelah buang air besar, sebelum memegang makanan maupun sebelum menyusui bayi.
- Gunakan Jamban Sehat : Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya. Ada beberapa syarat untuk jamban sehat, yakni tidak mencemari sumber air minum, tidak berbau, tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus, tidak mencemari tanah sekitarnya, mudah dibersihkan dan aman digunakan, dilengkapi dinding dan atap pelindung, penerangan dan ventilasi udara yang cukup, lantai kedap air, tersedia air, sabun, dan alat pembersih.
- Memberantas jentik di rumah sekali seminggu : Lakukan Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB) di lingkungan rumah tangga. PJB adalah pemeriksaan tempat perkembangbiakan nyamuk yang ada di dalam rumah, seperti bak mandi, WC, vas bunga, tatakan kulkas, dan di luar rumah seperti talang air, dll yang dilakukan secara teratur setiap minggu. Selain itu, juga lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3 M (Menguras, Mengubur, Menutup).
- Makan buah dan sayur setiap hari : Konsumsi sayur dan buah sangat dianjurkan karena banyak mengandung berbagai macam vitamin, serat dan mineral yang bermanfaat bagi tubuh.
- Melakukan aktifitas fisik setiap hari : aktifitas fisik, baik berupa olahraga maupun kegiatan lain yang mengeluarkan tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental, dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari.Jenis aktifitas fisik yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari yakni berjalan kaki, berkebun, mencuci pakaian, dan lain-lainnya.
- Tidak merokok di dalam rumah : Di dalam satu puntung rokok yang diisap, akan dikeluarkan lebih dari 4.000 bahan kimia berbahaya, diantaranya adalah nikotin, tar, dan karbon monoksida (CO).
Jika
 ada anggota keluarga yang merokok (perokok aktif), terlebih di dalam 
rumah, maka asap yang dihasilkan dari rokok tersebut tidak hanya 
berbahaya bagi perokok itu sendiri, melainkan juga orang-orang 
disekitarnya (perokok pasif) yang tentu saja berefek buruk bagi 
kesehatan.
Rumah
 sebagai tempat berlindung bagi keluarga, termasuk dari asap rokok. Oleh
 karena itu, perokok pasif harus berani menyuarakan haknya untuk bebas 
dari kepulan asap rokok.
Memang
 PHBS, khususnya di skala rumah tangga, memang terasa mudah dalam teori,
 namun dalam pelaksanaannya memang butuh banyak dukungan, mulai dari 
diri sendiri, keluarga, lingkungan sekitar hingga pemerintah.
Banyak
 tantangan yang dihadapi dalam menerapkan PHBS di lingkungan keluarga. 
Masih banyaknya iklan rokok yang ada di media cetak maupun elektronik, 
makanan dan minuman cepat saji yang kurang sesuai dengan prinsip gizi 
seimbang, belum adanya monitoring evaluasi terpadu tentang kegiatan PHBS
 ini. Selain itu, kawasan padat penduduk di kota-kota besar seperti 
Surabaya dan juga banyaknya penduduk musiman yang menimbulkan 
permasalahan pada kehidupan sosial dan ekonomi juga merupakan tantangan 
tersendiri dalam penerapan PHBS.
Oleh
 karena itu, bagaimana upaya penerapan sepuluh PHBS di lingkungan 
keluarga, tentu sangat tergantung dari kesadaran dan peran aktif 
masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya masing-masing. Sebab, upaya 
mewujudkan lingkungan yang sehat akan mendukung pola perilaku kehidupan 
masyarakat yang sehat secara kerkesinambungan.

 



